Minggu, 19 Oktober 2014

Payung Sekaki, 17 Okt. 14



Assalamu ‘alaikum!
Saya bingung harus memulai dari mana. Terlalu banyak coretan cerita indah di sekolah ini. Mungkin lagu Maher Zain ini bisa meleburkan sedih dalam hati saya ini.

I wonder why you and me fight each other
Don’t you see the similarities between us?
Take a minute and see yourself in the mirror
You look like me, those eyes, lips you can’t deny
Have you thought about?
Why we look the same?
Why we feel the same?
Don’t tell me it’s by chance
You’re my brother
You’re my sister
We’re one big family
It doesn’t matter if you live far away from me
You feel I feel, you bleed I bleed, you cry and I cry
We sleep and dream
Sometimes we’re sad, sometimes we’re happy
You breathe I breathe
We love; walk, talk and we smile
I care about you
And I wish you could realize
There’s no difference between us two
We’re part of one family
No matter how far you are
And even if we don’t know each other
Oh, you and me, me and you, we are one
(M.Z)

Saya bicara apa ya dari tadi? Hehe Here I’m trying to translate it.

Aku heran mengapa kalian dan aku saling adu mulut
Tidakkah Kalian melihat kesamaan antara kita?
Lihatlah diri kalian dicermin sejenak saja
Kalian terlihat persis seperti saya: mata, bibir kita sama, Kalian tidak bisa menyangkalnya
Pernahkah kalian pikirkan tentang itu?
Mengapa kita terlihat sama?
Mengapa kita merasakan hal yang sama?
Jangan katakan itu secara kebetulan
Itu karena Engkau adalah saudaraku
Kalian adalah adikku
Kita adalah satu keluarga besar
 Tidak masalah jika Kalian tinggal jauh dari saya
Kalian terluka aku terluka, Kalian menangis dan aku menangis
Kita tidur dan bermimpi
Kadang kita sedih, kadang kita senang
Kalian bernapas aku bernapas
Kita saling mencintai, berjalan, berbicara dan kita tersenyum
Aku peduli pada kalian
Dan aku sangat berharap Kalian bisa menyadarinya
Tidak ada perbedaan antara kita
Kita bagian dari satu keluarga
Tidak peduli seberapa jauh kalian
Dan bahkan jika kita tidak saling mengenal
 Kalian dan aku, kita adalah “SATU”


Anak-anak bapak yang saya sayangi. Sejatinya aku canggung memanggil kalian anak murid. Keformalan yang mengharuskan begitu. Selama ini sebagian dari kalian memanggil saya dengan panggilan “pak”, “Bapak”, “Sir”, “Mister” dan tidak sedikit juga yang memanggil saya “Pak Regar”, mulai hari ini saya mau memanggil kalian sebagai adek-adek saya. Iya, “Adek”. Meski banyak juga yang tak enak memanggil saya dengan panggilan “abang”. Abang atau bapak, Whatever you want!
Tiga tahun saya tinggal di Pekanbaru dan hilir mudik melewati jalan Tuanku Tambusai. Nampak dari luar bangunan mewah sekolah kita, namun tidak pernah terpikir oleh saya kalau akan mengabdikan diri di sekolah ini. Rencana Tuhan luar biasa, ini bukan kebetulan adek. Kita bertemu di sini untuk melengkapi cerita hidup kita satu sama lain.
Adek sayang! Pertama saya masuk sekolah ini saya gugup, sebab saya dengar dari orang lain kalau kalian bukanlah orang yang ramah, bukanlah orang yang bisa dicandain. Hari kedua saya di SMP ini beberapa kasus saya dengar, hari ketiga pecahan kaca di lantai bawah, disusul lagi jatuh kaca jendela dari lantai tiga. Tapi semua teori itu terpatahkan, kalian adalah orang yang humoris, suka bercanda, sopan dan punya niat tulus untuk belajar. Kalian itu anak-anak yang luar biasa. Aku banyak belajar dari kalian. Maaf jika saya tidak hafal nama kalian satu persatu, maklumlah jumlah kalian itu hampir mendekati angka seribu. Maaf juga jika harus saya katakan kalau saya hanya hafal nama-nama kelas VII1 dan VII3, sebab dua kali seminggu kami belajar bersama. Ini saya sebutkan nama-nama mereka :
1.      Aditya (Adit ini tampil dengan paras India, dia sedikit gemuk orangnya, baik dan sopan) ,
2.      Agung Septiando (pendiam tapi akhir-akhir ini makin ribut),
3.      Alfa Rizi (duduk di depan),
4.      Andrea Safitri (duduk di depan pake kaca mata),
5.      Angga Afrinanda (pendiam, baik), 
6.      Aprilia Sagita (hehe ini jarang ni ngomong sama saya),
7.      Dicki Rahmansyah (Ini tinggal di Putri tujuh, salam sama ustdz Ayyub ya),
8.      Dini Shaputri Nasution (ini sering bercanda sama Wahyu, sampai sekarang saya tak tahu apa sebenarnya cerita mereka hehe),
9.      Ella Aulia Pranciska (ini adek saya yang pake kaca mata, agak pendiam dan gak mau difoto),
10.  Engga Ria Putri (duduk di belakang, sering salam saya),
11.  Faisal Afriady (ini ketuanya, lebih tinggi dari saya, baik sopan, mau jalan2 tak pernah jadi ya faisal).
12.  Faridah Meiutia (Ini duduk di depan,dia sering bilang “siapalah nama saya pak?)”
13.  Galuh Siwi Pambudi (sebangku dengan Habib Arifin, sedikit agak pendiam, baik),
14.  Habib Arifin (Ini sering online sampai jam 11 malam haha) ,
15.  Hasnul Fauzani (tinggal di Garuda Sakti juga, sopan dan pendiam, kadang kalau datang ributnya juga ribut luar biasa hehe),
16.  Ilham (kemarin duduk di depan, tak tahu kenapa pindah, dan ini yang berkoar ke semua kawannya agar semua aktif saat saya ujian)
17.  Jessy Rasfidanusi (ini gak kenal saya ini haha, kenallah bapak, siapa yang tidak kenal Jessy)
18.  Juanda Fernando (saya kira orangnya ini pendiam,eh meribut juga, baru pindah dari Kerinci, tapi baik orangnya)  
19.  Juliati (duduk di belakang kali, baik orangnya), 
20.  Julyandha Syahputra (agak sehat juga badannya ni hehe, baik dan sopan juga)
21.  M. Furqan Ramadhan (nahhh ini dia yang sering ganggu saya, ribut, pintar, dan baik, maaf ya dek saya sering marahi kamu, itu karena saya peduli dengan kamu)
22.  Mayyasni Harfa Sari (ini juga agak pendiam orangnya),
23.  Muhammad Kevien (ini dia yang paling ganteng, pendiam, hehehe saya juga udah pernah ke rumahnya kemarin, main bola lagi kita kevin?)
24.  Muhammad Nur Afreza (ini Gengnya ni haha, kind and handsome, jangan pacaran taruih ya reza oye!)
25.  Muhammad Riyan Saputra (ini yang mana orangnya ya? Haha siapa yang tidak kenal Rian coba. Satu Tri Bhakti kenal dia, kapan2 kita latihan silat sama ya!)
26.  Ragil Tri Cahyo (wak wau,,,, ini yang bawa istilah ini ke dalam kelas haha)
27.  Rendi Pratama (duduk tepat di depan meja saya, baik dan tekun)
28.  Rinaldi Rahmad (ini mau mainin laptop saya terus kerjanya, haha mau main FB ja)
29.  Rizky Abdillah (ini juga baik orangnya)
30.  Serlin Ayu R (duduk di depan juga, di samping andrea)
31.  Soffan Qital (ini anak berwajah Australia, namamu itu berat lo nak, baris perang terdepan, yang rajin bantu ayah dek! Maafkan abang waktu itu pernah buat kamu menangis, saya tidak ada maksud mengulang memori lamamu )
32.  Taufan Trioga F (kalo lihat nama ini saya ingat permen, masa iya waktu saya minta pendapat yang dikasih malah permen haha kamu kreatif Taufan)
33.  Vitriyani (ini duduk di samping Engga, pendiam dan baik hati)
34.  Wahyu Irwanto (ini tinggal di jalan Pias, saya juga sudah pernah ke rumahnya)
35.  Wanda Rahmat Atilah ( Wanda Locker  how are you? Hehe),
36.  Wandri Agustian (ini sangat calm orangnya, saya bahkan lupa suara dia seperti apa bunyinya)

Ini abang tulis waktu saya duduk di depan kelas kalian hari Rabu, 15 Oktober 2014. Jam 12:24:58  waktu kalian belajar BK.
Sekarang saya mau ingat nama-nama kelas VII3 dulu
 
1.   Anugrah Ilahi ( this boy is my younger brother, manja, ribut, dan pintar. Saya pernah berkunjung ke rumahnya. Adek! Perlu kamu tahu kejadian tanggal 27 September lalu di Laboratorium itu membuat saya nangis dek. Hari itu kamu datang kepada saya dengan nada rendah. “Sir! Kalau saya buat bapak jadi orang yang menginspirasi saya gimana? Untuk tugas English Club itu pak, boleh pak?” Kamu pasti tahu alasan kenapa aku memeluk kamu hari itu. Nugrah! Kamu itu sudah seperti adek kandung saya sendiri. Yang rajin bantu Paman y dek! Satu lagi jangan merokok! Saya sudah tanda tangani suratmu untuk abang waktu itu, terharu abang suratmu) 
2.   Rivaldo Mediansyah ( Ini dia anak Betawi hehe. Saya waktu kelas satu SMP macam kamu jugalah kecilnya dek, sayang sekali hari itu gak bisa ke rumah Rivaldo. You sih main warnet ja. Hehe yang rajin bantu Mama ya dek. Keberkahan hidup ada dalam doa beliau)


3.   Alfauzan (apa kabar fauzan?)
4.   Delalul Khairat (deka ni cuek orangnya, baik pintar)
5.   Deo Adeta Lagua Filanza (Dia sering marah kalau saya salah sebut namanya, sadarlah dek kalau namamu itu 4 tanki minyak jadi susah hapalnya, nanti kamu rasakan itu kalau kamu jadi guru)
6.   Fedro Giansyah (Ini ganteng orangnya, iya kan dek?)
7.   Surya Purnama Riski (Ehhhh,,, ini tinggal di Panam city ni, pamer dia kepada saya mentang-mentang saya belum punya pacar hehe)
8.   Yolanda Aditya (ehhh,,, tak pandai saya bahasa Inggris pak, apo bapak kecek pak? Itu adalah kata2 yang sering dia ucapkan. Hehe yg rajin belajar ya Yolanda!)
9.   Dhea Elvani Putri (Ingat nama saya ya pak, bapak ini pelupa kali, cantik gini bapak kok lupa haha)
10.  Nanda Fachroni (nanda! Kamu udah di depan duduk masih saja ribut, sering kali mainin dasi)
11.  Putri Nurhartiana (ehhh ada bapak kata putri di tempat jualan Kebab di Srikandi malam satu minggu yang lalu. Malam itu saya pakai baju kaos hitam, dan memang saya gak kenal dia malam itu. “Bapak gak kenal saya dow” katanya dengan nada Pekanbarunya. VII 3 kan putri? Iya pak)
12.  Vickey Eza Pratama (Vickey Eza Putra. Langsung dia menyahut “Pratama” pak, bapak kok lupa terus hehe, dia ini tinggal di Nangka Street sebelum As-Shofa)
13.  Zikri Oktaviandri (Zikri! How are you? Terima kasih karangannya kemarin ya! Kamu berbakat jadi penulis dek)
14.  Yuli Widya Putri (Mana hadiah untuk saya pak, dia kecewa karena tak dapat nilai 100 waktu midsemester, kemudian saya jawab “kan janji bapak yang dapat nilai 100 yang bapak kasih hadiah”. “Kamu dapat berapa? 80 pak, Ehhh bapak ni tak asyiklah haha)
15.  Bella Puspita Sari (duduk di belakang, rajin dan sopan)
16.  Kevin Trivaldo ( iya, adek ini tinggal di dekat SMP Tri Bhakti juga. Dia adalah anak ke-tiga. Dek,  maaf tentang kekhilafan abang ya,  kamu itu ramah dan sopan)
Ada 18 orang lagi sebenarnya, sudahlah, yang jelas kelas ini heboh kalau saya masuk, entah karena memang dasar suka belajar, atau biar bisa ribut saya kurang tahu pasti. Masih ada Ade Saputra, Ainul Fitra, Alya Nadhiraisya, Bagus Dwi Agung B, Defitra Aulia Putri, Deki Saputra,  Dinda Ferdianti, Elfitri Yeni, Enjelina, Gusti Nanda F, Muhamad Fadli,  Naidatul Khaira, Nasya Rahmaputri, Rafigo Aldika C, Rahmadani. Refly Adiputra, Rozhiyah Pratiwi S, Sri Widia, Suci Dwi Cahyani, Rahmat Maulana dan Tengku Reski Razak.
Adek! Banyak sekali tingkah lucu dan lugu yang tidak kalian sadari. Terkadang kalian lebih memilih bayar denda daripada harus ikut Upacara. Terkadang kalian lebih memilih beli dasi baru di KOPSIS daripada harus dihukum. Kalian juga terkadang lebih memilih di luar kelas dari pada harus belajar, kalian juga sangat senang dengan kata “Sir, excuse me” Mentang-mentang saya pernah katakan kalau kalian izin dengan kata “Sir, excuse me” otomatis saya akan izinkan keluar, padahal saya tahu kalau itu adalah kali ketiganya kamu permisi ke WC. Saya maklumi saja, kalian mungkin bosan belajar. Kalian bahkan lebih senang dihukum daripada mengerjakan PR yang hanya sedikit saja. Tiap hari ada saja diantara kalian yang berdoa agar hujan deras mengguyur sekolah kita, hujan deras berarti banjir. Banjir berarti tidak upacara, dan ada alasan untuk terlambat. Kita semua tahu kalau ‘Box Culvert” sekolah kita belum sempurna. Saat asap melanda kota Bertuah kita ini juga jadi harapan yang sama dari sebagian kalian, dan tidak jarang saya lihat postingan kalian di Facebook  “Horeee! Sekolah diliburkan” “Hore kabut asap lagi.” Tidak usah mengelak, saya juga pernah jadi kalian.
Sering juga kawan-kawan kalian yang Kristen nongkrong dekat Mushallah kemudian nanya saya “udah shalat pak?” ini mau shalat, kamu udah? Ehh dalam Kristen gak da shalat dzuhur pak haha. Jelas saya tanya, mana tahu saya kalau kamu Non. Ada yang lucu lagi saat minggu ke 5, saya lupa nama anak itu. Kebetulan hari itu dia terlambat datang, nah karena sanking takutnya dihukum pak Kepala, dia lebih memilih ikut shalat Dhuha bersama siswa lainnya, padahal dia Nonmuslim. Haha apa salahnya katakan “Ma’af pak, saya Kristen”. Lugunya kamu nak. Kalau kalian terlambat saat saya piket  jaga pagar “kenapa kamu terlambat boy?” Kalian dengan lantang menjawab “Bukan saya yang terlambat pak, pagarnya saja yang terlalu cepat ditutup haha” Luar biasa pintarnya kamu nak.
Adek, kita memang cocok dan lebih akrab jadi abang adek. Sehingga tak salah waktu kami VII.1 main bola bersama sore minggu lalu di lapangan Todak semua orang bilang kalau kita itu kawan kelas. Main bola? Haha Saya gak lihai seperti kalian. Maklum, saya memang gak suka berebut satu bola, pemainnya ada 22 orang, kenapa gak dikasih satu untuk satu orang ja ya haha. Saat saya tanya rumah salah satu kawan kalian juga dapat reaksi yang sama, “Buk, rumah Anugrah dan wahyu di mana buk?” kemudian ibu itu menjawab “Oo,, kawannya nugrah ya? Aduuuhhh pikir saya waktu itu, “iya buk, kawan sekalian Gurunya juga di SMP”. Oo,, maaf pak saya kira kawannya. Di sisi lain saat saya upload foto kita di jejaring facebook, hal yang sama juga saya dapat “Itu kawan atau muridmu dzul, yang mana guru yang mana siswa juga tak ada bedanya Dzul” dapat respon seperti itu enjoy aja. Wajar sih mereka beranggapan seperti itu, secara tinggi badan mungkin menjadi faktornya. Lagian umur abang juga masih 12, eh terbalik 21 tahun maksud saya.
My lovely younger brothers and sisters! Hanya ada tersisa 1 hari lagi, Sabtu kita akan berpisah. Tidak terasa waktu ini terlalu cepat bergulir. Baru lagi saya kenal kalian, dan baru lagi saya hapal nama-nama kalian. Saya kurang suka dengan istilah “Selamat Jalan atau Selamat Tinggal” dari kalian, dan saya tidak akan pernah katakan itu. Aku lebih memilih istilah “SAMPAI JUMPA LAGI”. Jika panjang umur kita pasti akan bertemu lagi, jika tidak, biarlah tanah Tuhan yang akan menyatukan kita kelak. Jika ada marah dan kata-kata kasar saya yang menyakitkan hati kalian, saya meminta maaf dengan sangat. Sungguh itu bukan ada rasa benci sedikitpun dengan tingkah kalian. Justru itu bukti kalau saya sangat sayang dengan kalian, saya tidak mau uang SPP yang begitu mahal jadi sia-sia tak berguna. Rasanya saya masih ingin berbagi pengalaman, ilmu dan cerita dengan kalian. Tapi itu tidak mungkin lagi, saya tidak masuk kelas kalian lagi. Saya tidak tahu kata-kata apa yang tepat untuk mewakili perasaan sedih ini. Yang paling sedih itu ya jelas saya, kalian mungkin biasa saja atau bisa saja lupa dengan cepat tentang cerita ini, sebab setelah saya pergi, kalian akan kedatangan guru PPL yang baru lagi yang pasti jauh lebih baik, pintar, dan bisa bercanda gurau dengan kalian.
Adek! Aku benar-benar menangis saat menulis paragrap ini. Perlu kalian tahu, 4 bulan yang lalu aku baru saja meninggalkan murid-murid dan adek-adek seperti kalian di sebuah sekolah di Pulau Palas jauh di sana. Pagi kami belajar di sekolah, sore hari kami bermain di laut, mereka mengajak saya naik perahu ke tengah laut. Mereka memang sangat pandai sekali memancing dan berenang. ‘Ayolah bang naik pompong ini, seru bang!” Abang tak berani, karena memang abang bukan anak pulau, saya anak gunung. Saat saya mau pulang ke Pekanbaru ada sekitar 7 orang murid abang yang menunggu sampai aku berangkat, padahal hari itu masih pagi sekali. Mungkin mereka belum mandi pagi itu. Aku tatap mata mereka semua, seakan tak rela jika harus berpisah dengan saya. Tiit tiitt,,,,, bunyi klakson Travel datang menjemput, aku bergegas mengambil koper barang dari dalam posko saya tinggal. Mereka bantu bawa tas rangsel yang lainnya. Lalu aku pamit dengan sejumlah warga dan anak murid saya, “Abang pulang ya dek, rajin-rajin belajar! Harus jadi orang pintar! ‘tiba-tiba ada satu orang yang berkata, “Bang! Abang kapan ke sini lagi bang? Udah mulai rindu ini bang, belum berangkat aja udah rindu pikir saya.‘Aku gak bisa jawab, hmmmmm,,, nanti dek In sya Allah, abang tunggu kuliah kalian di Pekanbaru ya dek.” Mereka bilang “Semoga sukses ya bang”. Makasih dek, jadi orang yang shaleh, jangan lupa bantu orangtua juga. “Iya bang” mereka menyahut kembali. Aku menangis dan mereka juga, aku peluk mereka. Aku benar-benar tak mampu menahan air mata waktu itu, aku terpaksa mengambil sapu tangan dari saku kananku. Belum lagi hilang rindu itu, dan sekarang aku juga harus meninggalkan kalian semua. Tentu sangat rindu sekali. Adek! Kuharap engkau merasakan hal yang sama dengan apa yang aku rasakan sekarang ini. Rasanya ingin sekali memeluk kalian satu persatu. Adek! Tolong jangan pernah anggap ini perpisahan, tetaplah jadi adek-adek saya. Aku masih saja ingin bercanda dengan kalian di bangku panjang tempat kita biasa kumpul saat istirahat. Tentang janji kita untuk jalan-jalan bersama, mungkin harus ditunda dulu. Abang masih ada tugas kuliah yang harus diselesaikan. Apa mau dikata adek, hal itu tak akan terulang lagi. Tidak ada yang tersisa kecuali kenangan manis dan gurauan yang tak akan bisa saya lupakan. Besar harapan abang jika kelak kalian melihat aku di suatu tempat atau ketemu di jalan, mohon tegur dan sapa aku. Aku tak ingin cerita ini berakhir hari ini dan sampai di sini saja. Adek, aku menangis ini dek, mungkin menurut kalian berlebihan. Tapi memang menangis adek, benar kata murid abang yang di sana, “belum pisah saja udah mulai rindu”. Aku ingin kalian tetap jadi adek-adek aku, hari ini, besok dan sampai selamanya.
VII1 dan VII3 yang ganteng- ganteng dan yang cantik-cantik. Aku begitu peduli dengan kalian semua baik itu kalian sadari ataupun tidak. Pernah saya tanyakan kepada kalian apa ada Guru yang hapal nama kalian dalam jangka sebulan selain saya, kalian menjawab “Tidak”. Tidak mudah lo dek untuk mengingat nama kalian sebanyak itu. Tapi aku bisa, bukankah itu menjadi bukti kalau aku mencintai kalian. Maaf jika ada perlakuan yang tidak kalian sukai selama saya mengajari kalian. Maaf jika ada perlakuan berbeda diantara kalian, nanti kalian akan paham sendiri kenapa terkadang saya berbuat seperti itu.
Mungkin tidak banyak lagi yang harus saya sampaikan. Hanya ucapan “TERIMA KASIH” yang tak terhingga banyaknya. Terima kasih untuk senyum yang selama ini engkau berikan, Terima kasih untuk persahabatan dan persaudaraan yang kalian janjikan. Terima kasih untuk keramahan kalian. Terima kasih untuk Cinta dan kepedulian kalian. Kalian adalah murid sekaligus adek terbaik yang pernah aku miliki. Abang tidak punya adek di rumah, dan sekarang aku temui puluhan bahkan ratusan adek. Raihlah mimpi-mimpi yang pernah kalian ceritakan padaku. Suatu saat jika kita bertemu lagi, aku ingin dapat cerita dari orang-orang kalau kalian sudah jadi orang-orang hebat semuanya. Terakhir aku ingin katakan kepada kalian semua kalau “Aku mencintai kalian semua, aku menyayangi kalian seutuhnya, dan kelak aku pasti merindukan kalian dan itu pasti”. I LOVE YOU. Assalamu alaikum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

(A)B,C,D. (Allexyndary) Betaemeis, Calvicentura & Damixoverty

Apa kabar? Semoga tetap dalam limpahan rahmat-Nya. Beberapa waktu lalu saya diminta untuk menghapus tulisan di media sosial d...