Assalamu ‘alaikum!
Saya bingung harus memulai dari mana. Terlalu banyak coretan cerita
indah di sekolah ini. Mungkin lagu Maher Zain ini bisa meleburkan sedih dalam
hati saya ini.
I wonder why you and me fight each
other
Don’t you see the similarities
between us?
Take a minute and see yourself in
the mirror
You look like me, those eyes, lips you
can’t deny
Have you thought about?
Why we look the same?
Why we feel the same?
Don’t tell me it’s by chance
You’re my brother
You’re my sister
We’re one big family
It doesn’t matter if you live far
away from me
You feel I feel, you bleed I bleed,
you cry and I cry
We sleep and dream
Sometimes we’re sad, sometimes we’re
happy
You breathe I breathe
We love; walk, talk and we smile
I care about you
And I wish you could realize
There’s no difference between us two
We’re part of one family
No matter how far you are
And even if we don’t know each other
Oh, you and me, me and you, we are
one
(M.Z)
Saya bicara apa
ya dari tadi? Hehe Here I’m trying to translate it.
Aku heran mengapa kalian dan aku
saling adu mulut
Tidakkah Kalian melihat kesamaan
antara kita?
Lihatlah diri kalian dicermin
sejenak saja
Kalian terlihat persis seperti saya:
mata, bibir kita sama, Kalian tidak bisa menyangkalnya
Pernahkah kalian pikirkan tentang
itu?
Mengapa kita terlihat sama?
Mengapa kita merasakan hal yang
sama?
Jangan katakan itu secara kebetulan
Itu karena Engkau adalah saudaraku
Kalian adalah adikku
Kita adalah satu keluarga besar
Tidak masalah jika Kalian tinggal jauh dari
saya
Kalian terluka aku terluka, Kalian
menangis dan aku menangis
Kita tidur dan bermimpi
Kadang kita sedih, kadang kita
senang
Kalian bernapas aku bernapas
Kita saling mencintai, berjalan,
berbicara dan kita tersenyum
Aku peduli pada kalian
Dan aku sangat berharap Kalian bisa
menyadarinya
Tidak ada perbedaan antara kita
Kita bagian dari satu keluarga
Tidak peduli seberapa jauh kalian
Dan bahkan jika kita tidak saling
mengenal
Kalian dan aku, kita adalah “SATU”
Anak-anak bapak yang saya sayangi. Sejatinya
aku canggung memanggil kalian anak murid. Keformalan yang mengharuskan begitu.
Selama ini sebagian dari kalian memanggil saya dengan panggilan “pak”, “Bapak”,
“Sir”, “Mister” dan tidak sedikit juga yang memanggil saya “Pak Regar”, mulai
hari ini saya mau memanggil kalian sebagai adek-adek saya. Iya, “Adek”. Meski banyak
juga yang tak enak memanggil saya dengan panggilan “abang”. Abang atau bapak, Whatever
you want!
Tiga tahun saya tinggal di Pekanbaru
dan hilir mudik melewati jalan Tuanku Tambusai. Nampak dari luar bangunan mewah
sekolah kita, namun tidak pernah terpikir oleh saya kalau akan mengabdikan diri
di sekolah ini. Rencana Tuhan luar biasa, ini bukan kebetulan adek. Kita
bertemu di sini untuk melengkapi cerita hidup kita satu sama lain.
Adek sayang! Pertama saya masuk sekolah
ini saya gugup, sebab saya dengar dari orang lain kalau kalian bukanlah orang
yang ramah, bukanlah orang yang bisa dicandain. Hari kedua saya di SMP ini
beberapa kasus saya dengar, hari ketiga pecahan kaca di lantai bawah, disusul
lagi jatuh kaca jendela dari lantai tiga. Tapi semua teori itu terpatahkan,
kalian adalah orang yang humoris, suka bercanda, sopan dan punya niat tulus
untuk belajar. Kalian itu anak-anak yang luar biasa. Aku banyak belajar dari
kalian. Maaf jika saya tidak hafal nama kalian satu persatu, maklumlah jumlah
kalian itu hampir mendekati angka seribu. Maaf juga jika harus saya katakan
kalau saya hanya hafal nama-nama kelas VII1 dan VII3, sebab
dua kali seminggu kami belajar bersama. Ini saya sebutkan
nama-nama mereka :
1. Aditya (Adit ini tampil dengan paras India, dia sedikit gemuk
orangnya, baik dan sopan) ,
2. Agung Septiando (pendiam tapi akhir-akhir ini makin ribut),
3. Alfa Rizi (duduk di depan),
4. Andrea Safitri (duduk di depan pake kaca mata),
5. Angga Afrinanda (pendiam, baik),
6. Aprilia Sagita (hehe ini jarang ni ngomong sama saya),
7. Dicki Rahmansyah (Ini tinggal di Putri tujuh, salam sama ustdz Ayyub ya),
8. Dini Shaputri Nasution (ini sering bercanda sama Wahyu, sampai sekarang saya tak
tahu apa sebenarnya cerita mereka hehe),
9. Ella Aulia Pranciska (ini adek saya yang pake kaca mata, agak pendiam dan gak mau
difoto),
10. Engga Ria Putri (duduk di belakang, sering salam saya),
11. Faisal Afriady (ini ketuanya, lebih tinggi dari saya, baik sopan, mau
jalan2 tak pernah jadi ya faisal).
12. Faridah Meiutia (Ini duduk di depan,dia sering bilang “siapalah nama saya
pak?)”
13. Galuh Siwi Pambudi (sebangku dengan Habib Arifin, sedikit agak pendiam, baik),
14. Habib Arifin (Ini sering online sampai jam 11 malam haha) ,
15. Hasnul Fauzani (tinggal di Garuda Sakti juga, sopan dan pendiam, kadang
kalau datang ributnya juga ribut luar biasa hehe),
16. Ilham (kemarin duduk di depan, tak tahu kenapa pindah, dan ini
yang berkoar ke semua kawannya agar semua aktif saat saya ujian)
17. Jessy Rasfidanusi (ini gak kenal saya ini haha, kenallah bapak, siapa yang
tidak kenal Jessy)
18. Juanda Fernando (saya kira orangnya ini pendiam,eh meribut juga, baru pindah
dari Kerinci, tapi baik orangnya)
19. Juliati (duduk di belakang kali, baik orangnya),
20. Julyandha Syahputra (agak sehat juga badannya ni hehe, baik dan sopan juga)
21. M. Furqan Ramadhan (nahhh ini dia yang sering ganggu saya, ribut, pintar, dan
baik, maaf ya dek saya sering marahi kamu, itu karena saya peduli dengan kamu)
22. Mayyasni Harfa Sari (ini juga agak pendiam orangnya),
23. Muhammad Kevien (ini dia yang paling ganteng, pendiam, hehehe saya juga udah
pernah ke rumahnya kemarin, main bola lagi kita kevin?)
24. Muhammad Nur Afreza (ini Gengnya ni haha, kind and handsome, jangan pacaran
taruih ya reza oye!)
25. Muhammad Riyan Saputra (ini yang mana orangnya ya? Haha siapa yang tidak kenal Rian
coba. Satu Tri Bhakti kenal dia, kapan2 kita latihan silat sama ya!)
26. Ragil Tri Cahyo (wak wau,,,, ini yang bawa istilah ini ke dalam kelas haha)
27. Rendi Pratama (duduk tepat di depan meja saya, baik dan tekun)
28. Rinaldi Rahmad (ini mau mainin laptop saya terus kerjanya, haha mau main FB
ja)
29. Rizky Abdillah (ini juga baik orangnya)
30. Serlin Ayu R (duduk di depan juga, di samping andrea)
31. Soffan Qital (ini anak
berwajah Australia, namamu itu berat lo nak, baris
perang terdepan, yang rajin bantu ayah dek! Maafkan abang waktu itu pernah buat
kamu menangis, saya tidak ada maksud mengulang memori lamamu )
32. Taufan Trioga F (kalo lihat nama ini saya ingat permen, masa iya waktu saya
minta pendapat yang dikasih malah permen haha kamu kreatif Taufan)
33. Vitriyani (ini duduk di samping Engga, pendiam dan baik hati)
34. Wahyu Irwanto (ini tinggal di jalan Pias, saya juga sudah pernah ke
rumahnya)
35. Wanda Rahmat Atilah ( Wanda Locker how
are you? Hehe),
36. Wandri Agustian (ini sangat calm orangnya, saya bahkan lupa suara dia seperti
apa bunyinya)
Ini
abang tulis waktu saya duduk di depan kelas kalian hari Rabu, 15 Oktober 2014.
Jam 12:24:58 waktu kalian belajar BK.
Sekarang saya mau ingat nama-nama
kelas VII3 dulu
1. Anugrah Ilahi ( this boy is my younger brother,
manja, ribut, dan pintar. Saya pernah berkunjung
ke rumahnya. Adek! Perlu kamu tahu kejadian tanggal 27 September lalu di
Laboratorium itu membuat saya nangis dek. Hari itu kamu datang kepada saya
dengan nada rendah. “Sir! Kalau saya buat bapak jadi orang yang menginspirasi
saya gimana? Untuk tugas English Club itu pak, boleh pak?” Kamu pasti tahu
alasan kenapa aku memeluk kamu hari itu. Nugrah! Kamu itu sudah seperti adek
kandung saya sendiri. Yang rajin bantu Paman y dek! Satu lagi jangan merokok!
Saya sudah tanda tangani suratmu untuk abang waktu itu, terharu abang suratmu)
2. Rivaldo Mediansyah ( Ini dia anak Betawi hehe. Saya
waktu kelas satu SMP macam kamu jugalah kecilnya dek, sayang sekali hari itu
gak bisa ke rumah Rivaldo. You sih main warnet ja. Hehe yang rajin bantu Mama
ya dek. Keberkahan hidup ada dalam doa beliau)
3. Alfauzan (apa kabar fauzan?)
4. Delalul Khairat (deka ni cuek orangnya, baik pintar)
5. Deo Adeta Lagua Filanza (Dia sering marah kalau saya salah
sebut namanya, sadarlah dek kalau namamu itu 4 tanki minyak jadi susah
hapalnya, nanti kamu rasakan itu kalau kamu jadi guru)
6. Fedro Giansyah (Ini ganteng orangnya, iya kan dek?)
7. Surya Purnama Riski (Ehhhh,,, ini tinggal di Panam city
ni, pamer dia kepada saya mentang-mentang saya belum
punya pacar hehe)
8. Yolanda Aditya (ehhh,,, tak pandai saya bahasa
Inggris pak, apo bapak kecek pak? Itu adalah kata2 yang sering dia ucapkan.
Hehe yg rajin belajar ya Yolanda!)
9. Dhea Elvani Putri (Ingat nama saya ya pak, bapak ini
pelupa kali, cantik gini bapak kok lupa haha)
10. Nanda Fachroni (nanda! Kamu udah di depan duduk
masih saja ribut, sering kali mainin dasi)
11. Putri Nurhartiana (ehhh ada bapak kata putri di tempat
jualan Kebab di Srikandi malam satu minggu yang lalu. Malam itu saya pakai baju
kaos hitam, dan memang saya gak kenal dia malam itu. “Bapak gak kenal saya dow”
katanya dengan nada Pekanbarunya. VII 3 kan putri? Iya pak)
12. Vickey Eza Pratama (Vickey Eza Putra. Langsung dia
menyahut “Pratama” pak, bapak kok lupa terus hehe, dia ini tinggal di Nangka
Street sebelum As-Shofa)
13. Zikri Oktaviandri (Zikri! How are you? Terima kasih
karangannya kemarin ya! Kamu berbakat jadi penulis dek)
14. Yuli Widya Putri (Mana hadiah untuk saya pak, dia
kecewa karena tak dapat nilai 100 waktu midsemester, kemudian saya jawab “kan
janji bapak yang dapat nilai 100 yang bapak kasih hadiah”. “Kamu dapat berapa?
80 pak, Ehhh bapak ni tak asyiklah haha)
15. Bella Puspita Sari (duduk di belakang, rajin dan
sopan)
16. Kevin Trivaldo (
iya, adek ini tinggal di dekat SMP Tri Bhakti juga. Dia adalah anak ke-tiga.
Dek, maaf
tentang kekhilafan abang ya, kamu itu
ramah dan sopan)
Ada 18 orang lagi sebenarnya, sudahlah,
yang jelas kelas ini heboh kalau saya masuk, entah karena memang dasar suka
belajar, atau biar bisa ribut saya kurang tahu pasti. Masih ada Ade Saputra, Ainul Fitra, Alya Nadhiraisya, Bagus Dwi Agung B,
Defitra Aulia Putri, Deki Saputra, Dinda
Ferdianti, Elfitri Yeni, Enjelina, Gusti Nanda F, Muhamad Fadli, Naidatul Khaira, Nasya Rahmaputri, Rafigo
Aldika C, Rahmadani. Refly Adiputra, Rozhiyah Pratiwi S, Sri Widia, Suci Dwi
Cahyani, Rahmat Maulana dan Tengku Reski Razak.
Adek! Banyak sekali tingkah lucu dan
lugu yang tidak kalian sadari. Terkadang kalian lebih memilih bayar denda
daripada harus ikut Upacara. Terkadang kalian lebih memilih beli dasi baru di
KOPSIS daripada harus dihukum. Kalian juga terkadang lebih memilih di luar
kelas dari pada harus belajar, kalian juga sangat senang dengan kata “Sir,
excuse me” Mentang-mentang saya pernah katakan kalau kalian izin dengan kata
“Sir, excuse me” otomatis saya akan izinkan keluar, padahal saya tahu kalau itu
adalah kali ketiganya kamu permisi ke WC. Saya maklumi saja, kalian mungkin
bosan belajar. Kalian bahkan lebih senang dihukum daripada mengerjakan PR yang
hanya sedikit saja. Tiap hari ada saja diantara kalian yang berdoa agar hujan
deras mengguyur sekolah kita, hujan deras berarti banjir. Banjir berarti tidak
upacara, dan ada alasan untuk terlambat. Kita semua tahu kalau ‘Box Culvert”
sekolah kita belum sempurna. Saat asap melanda kota Bertuah kita ini juga jadi
harapan yang sama dari sebagian kalian, dan tidak jarang saya lihat postingan
kalian di Facebook “Horeee!
Sekolah diliburkan” “Hore kabut asap lagi.” Tidak usah mengelak, saya juga
pernah jadi kalian.
Sering juga kawan-kawan kalian yang
Kristen nongkrong dekat Mushallah kemudian nanya saya “udah shalat pak?” ini
mau shalat, kamu udah? Ehh dalam Kristen gak da shalat dzuhur pak haha. Jelas
saya tanya, mana tahu saya kalau kamu Non. Ada yang lucu lagi saat minggu ke 5,
saya lupa nama anak itu. Kebetulan hari itu dia terlambat datang, nah karena sanking
takutnya dihukum pak Kepala, dia lebih memilih ikut shalat Dhuha bersama siswa lainnya,
padahal dia Nonmuslim. Haha apa salahnya katakan “Ma’af pak, saya Kristen”.
Lugunya kamu nak. Kalau kalian terlambat saat saya piket jaga pagar “kenapa kamu terlambat boy?” Kalian
dengan lantang menjawab “Bukan saya yang terlambat pak, pagarnya saja yang
terlalu cepat ditutup haha” Luar biasa pintarnya kamu nak.
Adek, kita memang cocok dan lebih
akrab jadi abang adek. Sehingga tak salah waktu kami VII.1 main bola bersama
sore minggu lalu di lapangan Todak semua orang bilang kalau kita itu kawan kelas.
Main bola? Haha Saya gak lihai seperti kalian. Maklum, saya memang gak suka
berebut satu bola, pemainnya ada 22 orang, kenapa gak dikasih satu untuk satu
orang ja ya haha. Saat saya tanya rumah salah satu kawan kalian juga dapat
reaksi yang sama, “Buk, rumah Anugrah dan wahyu di mana buk?” kemudian
ibu itu menjawab “Oo,, kawannya nugrah ya? Aduuuhhh pikir saya waktu itu, “iya
buk, kawan sekalian Gurunya juga di SMP”. Oo,, maaf pak saya kira
kawannya. Di sisi lain saat saya upload foto kita di jejaring facebook, hal
yang sama juga saya dapat “Itu kawan atau muridmu dzul, yang mana guru yang
mana siswa juga tak ada bedanya Dzul” dapat respon seperti itu enjoy aja. Wajar
sih mereka beranggapan seperti itu, secara tinggi badan mungkin menjadi
faktornya. Lagian umur abang juga masih 12, eh terbalik 21 tahun maksud saya.
My lovely younger brothers and
sisters! Hanya ada tersisa 1 hari lagi, Sabtu kita akan berpisah. Tidak terasa
waktu ini terlalu cepat bergulir. Baru lagi saya kenal kalian, dan baru lagi saya
hapal nama-nama kalian. Saya kurang suka dengan istilah “Selamat Jalan atau
Selamat Tinggal” dari kalian, dan saya tidak akan pernah katakan itu. Aku lebih
memilih istilah “SAMPAI JUMPA LAGI”. Jika panjang umur kita pasti akan bertemu
lagi, jika tidak, biarlah tanah Tuhan yang akan menyatukan kita kelak. Jika ada
marah dan kata-kata kasar saya yang menyakitkan hati kalian, saya meminta maaf
dengan sangat. Sungguh itu bukan ada rasa benci sedikitpun dengan tingkah
kalian. Justru itu bukti kalau saya sangat sayang dengan kalian, saya tidak mau
uang SPP yang begitu mahal jadi sia-sia tak berguna. Rasanya saya masih ingin
berbagi pengalaman, ilmu dan cerita dengan kalian. Tapi itu tidak mungkin lagi,
saya tidak masuk kelas kalian lagi. Saya tidak tahu kata-kata apa yang tepat
untuk mewakili perasaan sedih ini. Yang paling sedih itu ya jelas saya, kalian
mungkin biasa saja atau bisa saja lupa dengan cepat tentang cerita ini, sebab setelah
saya pergi, kalian akan kedatangan guru PPL yang baru lagi yang pasti jauh
lebih baik, pintar, dan bisa bercanda gurau dengan kalian.
Adek! Aku benar-benar menangis saat
menulis paragrap ini. Perlu kalian tahu, 4 bulan yang lalu aku baru saja
meninggalkan murid-murid dan adek-adek seperti kalian di sebuah sekolah di
Pulau Palas jauh di sana. Pagi kami belajar di sekolah, sore hari kami bermain
di laut, mereka mengajak saya naik perahu ke tengah laut. Mereka memang sangat
pandai sekali memancing dan berenang. ‘Ayolah bang naik pompong ini, seru bang!”
Abang tak berani, karena memang abang bukan anak pulau, saya anak gunung. Saat saya
mau pulang ke Pekanbaru ada sekitar 7 orang murid abang yang menunggu sampai
aku berangkat, padahal hari itu masih pagi sekali. Mungkin mereka belum mandi
pagi itu. Aku tatap mata mereka semua, seakan tak rela jika harus berpisah
dengan saya. Tiit tiitt,,,,, bunyi klakson Travel datang menjemput, aku
bergegas mengambil koper barang dari dalam posko saya tinggal. Mereka bantu
bawa tas rangsel yang lainnya. Lalu aku pamit dengan sejumlah warga dan anak
murid saya, “Abang pulang ya dek, rajin-rajin belajar! Harus jadi orang pintar!
‘tiba-tiba ada satu orang yang berkata, “Bang! Abang kapan ke sini lagi bang? Udah
mulai rindu ini bang, belum berangkat aja udah rindu pikir saya.‘Aku gak bisa
jawab, hmmmmm,,, nanti dek In sya Allah, abang tunggu kuliah kalian di
Pekanbaru ya dek.” Mereka bilang “Semoga sukses ya bang”. Makasih dek, jadi
orang yang shaleh, jangan lupa bantu orangtua juga. “Iya bang” mereka menyahut
kembali. Aku menangis dan mereka juga, aku peluk mereka. Aku benar-benar tak
mampu menahan air mata waktu itu, aku terpaksa mengambil sapu tangan dari saku
kananku. Belum lagi hilang rindu itu, dan sekarang aku juga harus meninggalkan
kalian semua. Tentu sangat rindu sekali. Adek! Kuharap engkau merasakan hal
yang sama dengan apa yang aku rasakan sekarang ini. Rasanya ingin sekali
memeluk kalian satu persatu. Adek! Tolong jangan pernah anggap ini perpisahan,
tetaplah jadi adek-adek saya. Aku masih saja ingin bercanda dengan kalian di
bangku panjang tempat kita biasa kumpul saat istirahat. Tentang janji kita
untuk jalan-jalan bersama, mungkin harus ditunda dulu. Abang masih ada tugas
kuliah yang harus diselesaikan. Apa mau dikata adek, hal itu tak akan terulang
lagi. Tidak ada yang tersisa kecuali kenangan manis dan gurauan yang tak akan
bisa saya lupakan. Besar harapan abang jika kelak kalian melihat aku di suatu
tempat atau ketemu di jalan, mohon tegur dan sapa aku. Aku tak ingin cerita ini
berakhir hari ini dan sampai di sini saja. Adek, aku menangis ini dek, mungkin
menurut kalian berlebihan. Tapi memang menangis adek, benar kata murid abang
yang di sana, “belum pisah saja udah mulai rindu”. Aku ingin kalian tetap jadi
adek-adek aku, hari ini, besok dan sampai selamanya.
VII1 dan VII3
yang ganteng- ganteng dan yang cantik-cantik. Aku begitu peduli
dengan kalian semua baik itu kalian sadari ataupun tidak. Pernah saya tanyakan
kepada kalian apa ada Guru yang hapal nama kalian dalam jangka sebulan selain
saya, kalian menjawab “Tidak”. Tidak mudah lo dek untuk mengingat nama kalian
sebanyak itu. Tapi aku bisa, bukankah itu menjadi bukti kalau aku mencintai
kalian. Maaf jika ada perlakuan yang tidak kalian sukai selama saya mengajari
kalian. Maaf jika ada perlakuan berbeda diantara kalian, nanti kalian akan
paham sendiri kenapa terkadang saya berbuat seperti itu.
Mungkin tidak banyak lagi yang harus
saya sampaikan. Hanya ucapan “TERIMA KASIH” yang tak terhingga banyaknya. Terima
kasih untuk senyum yang selama ini engkau berikan, Terima kasih untuk
persahabatan dan persaudaraan yang kalian janjikan. Terima kasih untuk
keramahan kalian. Terima kasih untuk Cinta dan kepedulian kalian. Kalian adalah
murid sekaligus adek terbaik yang pernah aku miliki. Abang tidak punya adek di
rumah, dan sekarang aku temui puluhan bahkan ratusan adek. Raihlah mimpi-mimpi
yang pernah kalian ceritakan padaku. Suatu saat jika kita bertemu lagi, aku
ingin dapat cerita dari orang-orang kalau kalian sudah jadi orang-orang hebat
semuanya. Terakhir aku ingin katakan kepada kalian semua kalau “Aku mencintai
kalian semua, aku menyayangi kalian seutuhnya, dan kelak aku pasti merindukan
kalian dan itu pasti”. I LOVE YOU. Assalamu alaikum.